DAMPAK
pornografi terhadap anak ternyata jauh lebih bahaya jika dibandingkan dengan
narkoba. Kecanduan pornografi menjadikan proses akil balig
(tanda-tanda kedewasaan) sebelum waktunya dan menirukannya. Tak
hanya itu, anak yang kecanduan pornografi pun dapat mengalami PENYUSUTAN OTAK.
Sebut saja Mawar
dan Melati. Mereka adalah dua bocah kembar. Usianya masih lima tahunan. Ketika
mereka lahir, ibunya telah mendahului pergi ke alam baka bersamaan dengan
kelahiran dua bocah itu. Mereka pun diasuh bibinya, Marsih, 50, di Dukuh
Klebengan Desa Juwiran Kecamatan Juwiring Klaten, Jawa Tengah, karena ayahnya
bekerja di kota. Namun, duka dua anak tanpa pengasuhan orang tua itu bertambah,
sejak Agustus 2009 hingga Juli 2010, Mawar-Melati telah menjadi korban
pelampiasan nafsu seorang remaja lulusan SMP yang suka nonton film porno.
Pornografi telah
banyak memakan banyak korban. Saksi ahli dari Komisi Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI), Hadi Supeno, menyatakan saat menjadi saksi dalam kasus video
porno Ariel Peterpan di Gedung Pengadilan Negeri (PN) Bandung, Jawa Barat,
Kamis (23/12) bahwa 59 anak menjadi korban video
porno saat kurun waktu dari 14 Juli sampai akhir Juli 2010 yang
merupakan puncak peredaran dari video porno dari Ariel Peterpan, Cut Tari dan
Luna Maya.
Menurut dr
Jofizal Jannis, Sp(K), Kepala Pusat Intelegensia (Intelegensia=kecerdasan)
Kesehatan Depkes RI, saat Workshop "Kerusakan Otak Akibat Pornografi"
(Sosialisasi UU NO. 44 tahun 2008 tentang Pornografi), di Jakarta, akhir
Desember lalu, Remaja
Indonesia terancam kebodohan. Hal
itu akan terjadi bila mereka terus-menerus menonton tayangan-tayangan yang
berbau pornografi. Kecanduan ini bisa merusak intelegensia mereka.
"Kondisi rusaknya intelegensia itu akan semakin
parah bila anak-anak Indonesia terus dicekoki narkoba," jelasnya.
Jofizal
menjelaskan adiksi pornografi dapat merusak fungsi otak, struktur otak, dan adiksi
pornografi mempunyai pola yang sama dengan adiksi karena obat. Sehingga
pengaruh lanjutannya, tambah Jofizal, tidak hanya mempengaruhi fungsi luhur
otak, juga merangsang tubuh, fisik dan emosi memperturutkan dan menantang
perilaku seksual dan akan menghambat hubungan seksual normal dalam perkawinan.
Sehingga selain rusaknya daya intelegensia, remaja Indonesia
juga tidak akan dapat berpikir jernih. "Dan akan menimbulkan
efek negatif baik fisik maupun mental mereka. Itu juga menurunkan kualitas
hidupnya kelak," tegas Jofizal. Jofizal menambahkan otak
mengatur seluruh aktivitas kehidupan manusia, oleh karena itu bila terjadi
gangguan pada otak, maka kegiatan hidup seseorang akan mengalami masalah berupa
kelainan sesuai dengan lokasinya di otak.
Hanya saja,
kecanduan ini sering terabaikan, padahal dampak yang ditimbulkan kecanduan
pornografi lebih besar ketimbang kecanduan narkoba. Kecanduan pornografi
merupakan tren baru masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang berdampak
luas dan dalam waktu singkat dapat merusak tatanan psikososial masyarakat. Kecanduan
pornografi adalah perilaku berulang untuk melihat hal-hal yang merangsang nafsu
seksual, dapat merusak kesehatan otak dan kehidupan seseorang, serta pecandu
pornografi tidak sanggup menghentikannya.
Pada pecandu
pornografi, Jofizal menjelaskan, otak akan merangsang produksi dopamin dan
endorfin, yaitu suatu bahan kimia otak yang membuat rasa senang dan merasa
lebih baik. Dalam kondisi normal, zat-zat ini akan sangat bermanfaat untuk
membuat orang sehat dan menjalankan hidup dengan lebih baik.
Tapi dengan pornografi, otak akan mengalami hyper stimulating (rangsangan yang berlebihan), sehingga OTAK akan bekerja dengan sangat ekstrem kemudian mengecil dan RUSAK.
Tapi dengan pornografi, otak akan mengalami hyper stimulating (rangsangan yang berlebihan), sehingga OTAK akan bekerja dengan sangat ekstrem kemudian mengecil dan RUSAK.
"Pada
dasarnya orang yang kecanduan pornografi merasakan hal yang sama dengan pecandu
narkoba, yaitu ingin terus memproduksi dopamin dalam otak. Tapi pecandu
pornografi bisa memenuhi "kebutuhan barunya itu dengan lebih mudah, kapan
pun dimanapun, bahkan melalui handphone. Akhirnya, ini akan lebih sulit
dideteksi dan diobati ketimbang adiksi narkoba," jelasnya.
Saat anak
memperoleh ekstase dari pornografi, fungsi eksekutif pada otak anak bakal
terpengaruh. Anak sulit konsentrasi dalam belajar
karena reseptor dopaminnya telah diisi hal-hal berbau pornografi. Pornografi mengacaukan proses retensi dalam jangka panjang pada
memori anak. Retensi adalah kemampuan otak seseorang menahan informasi yang
diserapnya. Bila
seorang anak telah kecanduan pornografi dan tiba-tiba dihentikan dapat
menyebabkan perilaku yang menyimpang dari si anak tersebut.
Ujung-ujungnya,
mereka yang menonton bisa mengalami orgasme hingga tidak sadar kalau kecanduan
internet (internet addiction). Berdasarkan hasil penelitian, setelah mereka
mengalami 33-36 kali pengalaman orgasme dalam jangka waktu tertentu, akan
berpotensi menjadi pelanggan gambar atau video pornografi itu. Lebih mengerikan kalau mereka ingin
mempraktikkan apa yang dilihat dalam kehidupan nyata. Akibatnya banyak terjadi
kasus-kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh anak-anak.
Efek negatif kecanduan pornografi temyata lebih besar
daripada narkoba dalam hal merusak otak. Tak hanya
itu, pecandu pornografi juga lebih sulit dideteksi ketimbang pecandu
narkoba," ujar Dr Gunawan Bambang Dwiyanto, dari Pusat Pemeliharaan,
Peningkatan dan Penanggulangan Intelegensia Kesehatan.
Gunawan
menjelaskan akibat dari pornografi maka seseorang menjadi tidak konsentrasi,
tidak paham, tidak kreatif, mudah lupa, otak merasa penuh, sakit-sakitan karena
menurunnya daya tahan tubuh, dan berpikiran negatif.
Oleh karena itu, diperlukan suatu pembinaan dan pengawasan dari semua kalangan,
khususnya untuk anak-anak, remaja dan dewasa muda, agar bisa terhindar dari
bahaya kecanduan baru, yaitu pornografi.
cr: http://bataviase.co.id/node/518142
Tidak ada komentar:
Posting Komentar